Aku masih terjaga
Tak kunjung terlelap
Masih segar rasanya mataku
Ragaku memang sudah letih tapi sepertinya ia masih enggan dikuasai mimpi
Kurasa hanya aku saja seseorang yang belum terlelap saat ini
Hanya aku yang tersisa yang terbangun di bumi ini malam ini
Sangat lengang
Sangat sunyi
Sangat sepi
Riuh siang tadi lenyap sudah
Tak bersisa
Suara orang-orang di jalanan kini sirna
Hanya detik jam dinding ini saja yang kian terdengar jelas
Bagai beradu dengan suara lelah hela nafasku
Suara gelembung air di galon terkadang menyelingi dari belakang
Entah siapa yang menuangkannya di jam segini
Juga suara cicak, sesekali membuyarkan khayalku
Menghilangkanmu sesebentar dari benakku
Serta suara-suara hewan malam yang sepertinya saling bersahutan di bawah jendela kamarku
Malam ini dingin
Meski tak hujan tapi dingin
Kau pasti telah terlelap
Tertidur pulas di balik selimut hangatmu
Mengalami mimpi
Mimpi yang tak pernah kau bisa ciptakan sendiri
Bermimpi meninggalkan ragamu yang letih
Meninggalkan sejenak bumi ini
Meninggalkan kebosanannya
Meninggalkan kerumitannya
Meninggalkan ketidak-adilannya
Seandainya bisa aku tiba-tiba berada di sampingmu saat ini
Di sampingmu yang sedang tertidur
Akan kunyamankan ragamu yang terdiam itu
Kuhangatkan tubuhmu yang sedang tak kau pedulikan itu
Kuawasi dia yang sedang ditinggalkan jiwanya
Kujaga agar tak satu pun mengganggumu bermain dengan bunga tidurmu
Mengelus lembut pipimu lagi
Membelai pelan rambutmu lagi
Mengecup kecil keningmu lagi
Meremas pelan jemarimu lagi
Bak seorang Raja Mesir yang pernah berucap saat melihat anaknya yang sedang pulas di sisinya,
"Kau tertidur nyenyak sekali karena kau tahu bahwa kau dicintai."
Aku juga pasti akan mengatakan itu
Membisikkan itu di telingamu yang sedang tidak kau fungsikan untuk mendengar
Meski kau acuhkan, aku tak peduli
Akan tetap kubisikkan untukmu
Karena...
Kurasa aku...
Rindu.